Surabaya, 10 Juli 2025 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Bela Negara SDGs 2025 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Kelompok 02, melaksanakan kegiatan sosialisasi penggunaan QRIS bagi ibu-ibu PKK di Kampung Kranggan, Kecamatan Bubutan, Surabaya, tepatnya di Wisata Kampung Batik Okra. Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa dalam mendukung transformasi digital dan penguatan ekonomi kreatif masyarakat lokal.
Kampung Batik Okra sendiri telah berdiri sekitar enam bulan terakhir dan mulai dikenal hingga ke luar negeri berkat desain batik khasnya yang terinspirasi dari daun dan bunga okra, serta kini berkembang dengan tema sejarah dan budaya kota Surabaya. Berbeda dari batik print, Batik Okra diproduksi secara manual di rumah-rumah warga, terutama oleh ibu-ibu dari keluarga pra-sejahtera yang memanfaatkan kegiatan membatik sebagai sarana menyalurkan emosi dan menjaga ketenangan, meskipun bukan menjadi sumber penghasilan utama.
Dengan harga per kain mulai dari Rp750.000, Batik Okra selama ini hanya dipasarkan secara langsung di galeri kampung untuk menjaga kualitas dan kenyamanan konsumen, mengingat mereka masih merasa khawatir jika penjualan daring menimbulkan risiko penjiplakan desain atau ketidaksesuaian hasil foto dengan produk asli.
Pelaksanaan KKN ini selaras dengan Rencana Strategis Pengabdian kepada Masyarakat UPN Veteran Jawa Timur 2025–2029, yang menekankan program di wilayah pengabdian Ring 0, khususnya Kota Surabaya. Kota Surabaya sendiri tengah mengembangkan potensi ekonomi kreatif yang relevan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 8 dan SDGs 11, yakni menciptakan pekerjaan layak, pertumbuhan ekonomi, serta kota dan komunitas berkelanjutan.
Kegiatan sosialisasi QRIS ini diikuti oleh ibu-ibu PKK Kampung Batik Okra sebanyak 27 orang, yang selama ini aktif dalam pengembangan Batik Okra, salah satu ikon batik khas Surabaya berbasis budaya lokal. Mahasiswa memberikan pemahaman mengenai manfaat QRIS sebagai sarana transaksi nontunai yang praktis, aman, serta mendukung perluasan pemasaran produk batik dan usaha lainnya di lingkungan warga.
Selain memberikan materi sosialisasi, mahasiswa juga membuka sesi diskusi interaktif agar peserta dapat bertanya langsung mengenai kendala atau pengalaman mereka dalam bertransaksi digital. Suasana kegiatan berjalan kondusif dan komunikatif, di mana para peserta tampak antusias dalam sesi diskusi dan tanya jawab.
Pada rangkaian acara ini, turut dilaksanakan agenda rutin berupa pelaporan keuangan PKK yang disampaikan oleh bendahara dan kader. Momen tersebut dimanfaatkan pula untuk membagikan doorprize dan mengadakan lotre sederhana, sehingga suasana semakin meriah dan menarik minat kehadiran warga.
Salah satu anggota Ibu PKK Kampung Batik Okra, Ibu Yesi, menyampaikan kesan positif terhadap kegiatan ini. “Saya sangat senang karena ada kemajuan pengetahuan pembayaran
digital itu. Kita kan biasanya hanya pakai buat bayar, sekarang bisa kita pakai buat terima
bayar. Saya juga sebagai Kepala Sekolah Paud nantinya akan saya buatkan Qris lah untuk
orang tua melakukan pembayaran”, ungkap beliau.
Melalui edukasi ini, diharapkan Kampung Batik Okra dapat tetap mempertahankan ciri khas dan
nilai budaya batik yang sudah dibangun, sambil perlahan membuka diri terhadap inovasi
teknologi digital yang mampu menunjang kesejahteraan dan keberlanjutan komunitas di masa
depan.
Kegiatan ini juga menjadi langkah awal sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah
setempat dalam mendorong transformasi digital menuju Surabaya yang kreatif, inklusif, dan
berdaya saing tinggi.