Pimpinan Kecamatan Bubutan Surabaya menyambut hangat dan penuh antusiasme para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, membuka secara resmi masa pengabdian mahasiswa UPN di Kelurahan Tembok Dukuh pada Senin, 7 Juli 2025.
Dengan mengusung semangat pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, para mahasiswa menghadirkan serangkaian program inovatif yang tidak hanya bersifat edukatif, tetapi juga inspiratif, menyenangkan, dan berdampak langsung bagi masyarakat setempat.
Salah satu inisiatif unggulan yang diusung oleh Kelompok 5 adalah kegiatan sosialisasi dan demonstrasi penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA), yang diselenggarakan pada hari pertama pengabdian. Kegiatan ini merupakan bentuk konkret dari upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan preventif berbasis kearifan lokal.
Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak untuk mengenal lebih dekat konsep dan manfaat TOGA sebagai solusi kesehatan yang bersumber dari alam dan telah terbukti secara turun-temurun. Tanaman Obat Keluarga, atau yang lebih dikenal dengan istilah TOGA, merupakan kelompok tanaman yang secara tradisional digunakan sebagai bahan pengobatan alami dan dapat dibudidayakan di pekarangan rumah. Tanaman-tanaman ini seperti jahe, temulawak, hingga sereh telah lama dipercaya memiliki khasiat dalam mencegah dan mengobati berbagai gangguan kesehatan ringan. Lebih dari sekadar tanaman biasa, TOGA mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yakni menjaga dan memulihkan kesehatan dengan cara yang aman, murah, dan mudah dijangkau.
Pemanfaatan TOGA di Indonesia tidak terlepas dari akar budaya bangsa yang telah mengenal pengobatan tradisional sejak ratusan tahun lalu. Pada era modern, upaya pelestarian dan pemanfaatan TOGA diformalisasi oleh pemerintah, khususnya sejak tahun 1980-an, melalui program-program kesehatan berbasis masyarakat guna mendukung ketahanan kesehatan nasional. Adapun manfaat TOGA tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan fisik. Selain berfungsi sebagai pengobatan preventif maupun kuratif terhadap penyakit ringan, TOGA juga berperan dalam mendukung kemandirian keluarga dalam menjaga kesehatan tanpa ketergantungan pada obat-obatan sintetis.
Dengan memahami kembali nilai penting dari TOGA, masyarakat diharapkan tidak hanya mengenal tanaman obat sebagai bagian dari warisan budaya, tetapi juga mengadopsinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud gaya hidup sehat yang ramah lingkungan. Gerakan ini bukan sekadar upaya pelestarian, melainkan langkah nyata menuju kemandirian kesehatan, pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Dalam semangat mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), mari bersama membangun kesadaran bahwa kesehatan bisa dimulai dari rumah, dari pekarangan yang kita rawat, dan dari alam yang kita jaga.
“TANAM TOGA HARI INI, SEHATKAN GENERASI ESOK.”